Tokoh utama dalam film yang berlatar belakang sejarah Roma itu adalah Maximus Decimus Meridius, Jendral perang yang jadi budak.
Meski banyak orang menganggapnya cerita fiksi, namun ketokohan Maximus dalam cerita ini tidak serta merta “jegger ! “ ada.
Inilah keunggulan creator bule yang mendetail sebelum menciptakan sesuatu ( fiksi sekalipun). Pembuatan Biografi tokoh tetap harus ada sebagai bahan jahitan untuk mengawinkannya dengan latar belakang cerita yang memang nyata sejarahnya.
Biografi ini biasanya di visualisasikan sekilas-sekilas saja. Namun jika mau bongkar-bongkar data sang penulis naskah, arsip dokumen itu akan menjadi landasan pak sutradara dalam memproyeksikan kisah. Dalam bahasa film/drama, hal ini disebut dengan “ Treatment Karakter.” Treatment tersebut biasanya akan muncul dalam sejumlah adegan.
Treatment Karakter Maximus Decimus Meridius di bawah ini telah saya temukan dan terjemahkan untuk di share kembali.
BIOGRAFI MAXIMUS DECIMUS MERIDIUS
Maximus Decimus Meridius adalah anak Gubernur Provinsi Baetica, Hispania yang lahir pada tahun 152. Nama belakangnya, yakni Meridius, adalah juga nama bapaknya sendiri, sementara ibunya bernama Lucretia, putri Senator Romawi : Bodaus
Maximus pada umur delapan tahun bersekolah di Hispalis dibawah bimbingan Fulvus, seorang Filsuf terkemuka. Pada usia 17 tahun Maximus bergabung sebagai tentara rendahan berpangkat Standar Bearer dan ikut bertempur melawan bangsa Celtic Britannia dan bangsa Partia di Kapadokia.
Pada tahun 171, saat berlibur ke villa milik Sergius Manus, tuan tanah Spanyol dari provinsi Gemina yang adalah juga teman ayahnya, Maximus jatuh cinta dengan sang putri, Cecilia. Mereka kemudian menikah dan di karuniai seorang putra bernama Decimus. Keluarga kecil ini tinggal di sebuah peternakan di perbukitan Fulginia yang jaraknya beberapa hari perjalanan dari Roma.
Sebagai tentara, Maximus jarang sekali bersama keluarganya, namun demikian dia sangat mencintai mereka dan sering berkirim surat..
Karena kecerdasan dan keberaniannya, karir Maximus terbilang cemerlang. Dalam waktu singkat dia naik pangkat menjadi opsir, perwira dan akhirnya jendral pertama dibawah kesatuan Lucius Veras. Dua pertempuran yang paling membuat naik tajam adalah saat memimpin pasukannya melawan Veture di Gaul dan di Germania Marcomanni. Dia pergi selama empat tahun sampai kemenangan final melawan bangsa Barbar di dekat Danube sungai.
Pada tahun 176, Kaisar pada saat itu, yakni Marcus Aurelius akhirnya menunjuknya sebagai pimpinan Legiun sekaligus tangan kanan jika sang Kaisar turun langsung memimpin pertempuran. Maximus menjadi Jenderal termuda dalam sejarah Romawi.
Marcus Aurelius wafat di kamp Vindobona karena sesak nafas. Bagi Maximus, kaisar telah dibunuh oleh Commodus, putranya sendiri. Untuk itu dia menolak mengucapkan sumpah kesetiaan pada Kaisar barunya. Dia di tangkap dan siap dihukum mati.
Maximus berhasil melarikan diri setelah sebelumnya terlibat perkelahian meski mengalami luka serius. Saat pulang ke rumah lagi-lagi Maximus mengalami tragedy besar. Seluruh keluarga dan para pengikutnya telah di bunuh atas perintah Kaisar Commodus. Karena kehabisan darah di tambah beban psikologis yang berat, maximus tak sadarkan diri.
Ketika sadar, Maximus ternyata telah di tangkap dan dikurung oleh kawanan pencuri. Tubuhnya kemudian di jual kepada penadah budak.
Maximus wafat di usia 40 setelah dicurangi oleh Commodus lewat perkelahian di Coloseum Roma pada tahun 192.
Begitulah,
Saking detilnya treatment karakter tokoh dalam film Gladiator ini banyak yang mengira bahwa ini tokoh nyata, padahal bukan. Kehebatan kreator bule dalam mencampur adukkan fiksi dan kenyataan memang top. Seperti juga film-film fiksi yang berlatar belakang sejarah seperti Da vinci Code, Titanic, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar